Empty Sella Syndrome, Ketahui Pemicu dan Tanda-tandanya
Empty sella syndrome sebagai penyakit sangat jarang yang serang otak. Walau kerap tidak memunculkan tanda-tanda, penyakit ini bisa jadi lebih buruk seiring waktu berjalan. Perburukan keadaan bisa diikuti dengan sakit di kepala akut dan masalah hormon atau pandangan.
Empty sella syndrome (ESS) ialah permasalahan kesehatan sangat jarang yang terjadi pada sella tursika, yakni susunan tulang yang berada pada bagian dasar tulang tengkorak dan berperan membuat perlindungan kelenjar pituitari.
Kelenjar pituitari sendiri mempunyai peranan yang perlu, yakni hasilkan hormon untuk atur bermacam peranan organ badan. Jika empty sella syndrome tidak teridentifikasi sedini kemungkinan atau didiamkan tanpa pengatasan, produksi dan kerja hormon tertentu dapat terusik.
Apa Pemicu Empty Sella Syndrome?
Berdasar pemicunya, empty sella syndrome terdiri jadi dua tipe, yakni:
Empty sella syndrome primer
Sampai sekarang, pemicu empty sella syndrome primer belumlah diketahui dengan cara tepat. Tetapi, keadaan ini sering dihubungkan dengan cacat lahir yang mengakibatkan ada sobekan kecil pada susunan pembungkus otak.
Keadaan ini pada akhirnya membuat cairan di di otak atau serebrospinal bocor dan masuk ke sella tursika, hingga mengakibatkan kelenjar pituitari berkurang dan tidak berperan secara normal.
Empty sella syndrome sekunder
Empty sella syndrome sekunder bisa muncul karena ada masalah pada sella tursika atau kelenjar pituitari yang disebabkan karena beragam hal, misalnya:
- Cidera kepala karena bentrokan keras atau kecelakaan
- Therapy radiasi di tempat kepala
- Kisah operasi pada bagian kepala
- Tumor otak
- Infeksi otak atau ensefalitis
- Sindrom Sheehan
Apa Saja Tanda-tanda Empty Sella Syndrome?
Pasien empty sella syndrome biasanya tidak alami tanda-tanda apa saja, hingga kerap kali susah teridentifikasi. Tanda-tanda baru ada jika kelenjar pituitari alami penyusutan yang selanjutnya memacu kesetidakimbangan hormon pada tubuh.
Maka dari itu, tiap pasien empty sella syndrome bisa jadi rasakan tanda-tanda yang lain karena tergantung pada hormon apa yang dikuasai. Gejala-gejala dari empty sella syndrom yang umumnya ada ialah:
- Kecapekan selama waktu
- Sakit di kepala akut
- Pengurangan kualitas pandangan
- Mata kering
- Tekanan darah tinggi
- Pengurangan nafsu seksual
- Masalah menstruasi pada wanita
- Impotensi pada pria
- Interfilitas
- Keluar cairan jernih dan tidak bau dari hidung
Bagaimana Langkah Menyembuhkan Empty Sella Syndrome?
Untuk menganalisis empty sella syndrome, dokter akan menanyakan sekitar kisah kesehatan pasien atau keluarga, dan lakukan pengecekan fisik dan pendukung.
Pengecekan pendukung akan mencakup test darah untuk mengetahui kandungan hormon tertentu, dan CT scan atau MRI kepala untuk memandang kondisi sella tursika dan kelenjar pituitari.
Jika hasil pengecekan memperlihatkan pasien alami empty sella syndrome tapi kelenjar pituitari tetap sama secara berarti, peranan hormon tidak terusik, dan tidak ada tanda-tanda, pengatasan secara klinis biasanya tak perlu dilaksanakan dan cuma pengawasan teratur.
Tetapi, jika kelenjar pituitari berkurang hingga mengusik peranan hormon dan mengakibatkan beragam tanda-tanda, dokter akan memberi penyembuhan yang dapat membuat hormon pada tubuh kembali imbang.
Disamping itu, penyembuhan yang lain, seperti antinyeri, obat tetes mata, atau antihipertensi, akan diberi untuk menurunkan tanda-tanda. Bila terjadi kebocoran cairan serebrospinal lewat hidung, perlakuan operasi kemungkinan dilaksanakan.
Sebetulnya, penyakit ini tidak beresiko sepanjang dikendalikan dan diobati sejak awal kali. Walau demikian, kompleksitas yang muncul karena penekanan dalam otak, masalah hormon, atau permasalahan saluran cairan serebrospinal beresiko membuat keadaan pasiennya lebih buruk sampai berpengaruh fatal.
Empty sella syndrome memang jarang-jarang sekali terjadi. Tetapi, jika ada keluh kesah yang seperti tanda-tanda empty sella syndrome, cepatlah kontrol ke dokter. Ini dilaksanakan supaya pemicunya dapat dijumpai dan selekasnya diatasi.
